(Foto: thinkstock)
Channel TV lokal Kenya baru-baru ini memperlihatkan gambar pria di Isiolo, pedesaan di Kenya Utara, mencuci dan menjemur kondom. Hal ini menunjukkan bahwa pria-pria disana tidak hanya menggunakan kondom untuk sekali pakai.
Akses kondom yang sulit diperoleh bahkan membuat beberapa pria menjadikan tas plastik dan kain bekas sebagai kondom saat berhubungan seks.
Pemerintah Kenya sebenarnya telah melakukan pembagian kondom gratis guna mencegah menyebarkan penularan HIV yang banyak terjadi di Kenya dan Afrika, tetapi untuk daerah pedesaan yang sulit dijangkau, pasokan kondom gratis tak bisa diandalkan.
"Banyak daerah pedesaan di negara tersebut tidak dapat diakses karena jaringan jalan yang buruk dan ini membuat pembagian kondom gratis sulit dilakukan," jelas Peter Cherutich, Kepala National AIDS and Sexually Transmitted Infections Control Programme (NASCOP), seperti dilansir Health24, Kamis (31/3/2011).
Menurutnya, karena mayoritas kondom pemerintah tersedia di fasilitas kesehatan dan tidak banyak di daerah pedesaan, hal ini menciptakan tantangan lain dalam distribusi.
Cherutich mengatakan kondom yang digunakan kembali menunjukkan bahwa pemerintah harus lebih kreatif dalam meningkatkan kesadaran tentang penggunaan kondom yang tepat.
Salah satu pengguna kondom bekas yang dicuci adalah Hosea Motoro (37 tahun). Ia positif terinfeksi HIV sejak tujuh tahun yang lalu.
"Saya tahu saya positif (HIV) tapi saya tidak ingin menularkannya pada istri saya. Dan saya tahu jika saya menggunakan kondom, ia akan aman. Kami juga tidak ingin punya anak karena sudah memiliki lima orang anak dan itu sudah cukup bagi kita," katanya.
Motoro biasanya berjalan sejauh 5 kilometer ke pusat kesehatan terdekat untuk memperoleh kondom, tetapi beberapa kali ia kesana persediaan kondom sudah habis.
"Ketika saya tidak beruntung dan tidak memperoleh kondom, maka saya akan mencuci dan menggunakannya lagi. Namun setelah dicuci, (kondom) itu sangat sulit digunakan dan saya tidak tahu apakah itu akan melindungi seperti kondom baru," lanjutnya.
Istrinya Josephine mengatakan seks dengan kondom yang dicuci dan dipakai ulang tidaklah menyenangkan, namun ia percaya itu akan lebih baik daripada tidak menggunakan kondom sama sekali.
"(Kondom) ini terasa kasar, tapi apa yang Anda lakukan ketika Anda tahu ia adalah positif (HIV). Anda pasti tidak ingin mendapatkan HIV dan Anda juga harus memberinya seks," tutur Josephine.
Kondom pria dimaksudkan untuk penggunaan tunggal (sekali pakai). Mencuci dan menjemur kondom dapat melemahkan lateks (bahan dasar kondom), meningkatkan kemungkinan kerusakan dan pada gilirannya tetap dapat berisiko pada kehamilan yang tidak diinginkan dan infeksi menular seksual, termasuk HIV.
Mencuci kondom pada air yang tidak bersih juga dapat membawa risiko penyakit tambahan, baik pada pria maupun wanita.