Jakarta, Terkadang ada pasangan yang mengadopsi bayi beberapa bulan dan masih membutuhkan asupan air susu ibu (ASI). Tapi bisakah seorang perempuan menyusui bayi adopsinya?
Secara umum produksi alami ASI (laktasi) dipicu oleh adanya interaksi yang kompleks antara hormon estrogen, progesteron dan juga prolaktin selama beberapa bulan terakhir kehamilan. Saat seseorang melahirkan, maka tingkat estrogen dan progesteron akan menurun secara drastis tapi kadar prolaktinnya tetap tinggi. Hasilnya adalah laktasi atau menyusui.
Menyusui atau laktasi didefinisikan sebagai periode produksi dan mengeluarkan (sekresi) air susu dari kelenjar susu untuk memberikan ASI pada anak. Waktu menyusui biasanya terjadi pasca melahirkan.
"Tapi dengan melakukan persiapan dan adanya kemauan yang kuat, maka menyusui tanpa kehamilan (induced lactation) atau menyusui bayi yang diadopsi bisa dilakukan," ujar Dr Roger W Harms, MD, seorang dokter obstetri dan ginekologi, seperi dikutip dari Mayo Clinic, Sabtu (1/1/2011).
Proses ini bisa dimulai dengan cara menstmulasi puting. Lalu seseorang memompa payudaranya dengan menggunakan pompa ASI setiap 3 jam yang dimulai sekitar 2 bulan sebelum seseorang mengharapkan bisa menyusui. Stimulasi ini mendorong produksi dan pelepasan hormon prolaktin.
"Kadang dokter juga meresepkan terapi hormon seperti estrogen dna progesteron untuk meniru efek dari kehamilan, terapi hormon ini akan dihentikan sesaat sebelum menyusui dimulai," ungkapnya.
Pada saat itu menyusui diperkirakan bisa merangsang dan mempertahankan produksi susu, sehingga dokter akan menyarankan untuk terus memompa. Umumnya tidak ada obat khusus yang ditujukan untuk menginduksi laktasi. Tapi terkadang diperlukan juga pemberian makanan tambahan yang diharapkan bisa meningkatkan keberhasilan induksi laktasi.
Selain menginduksi laktasi untuk bayi yang diadopsi, ada juga beberapa kasus yang menyebabkan seseorang bisa menyusui tanpa proses kehamilan terlebih dahulu dan umumnya tidak berbahaya.
Secara umum produksi alami ASI (laktasi) dipicu oleh adanya interaksi yang kompleks antara hormon estrogen, progesteron dan juga prolaktin selama beberapa bulan terakhir kehamilan. Saat seseorang melahirkan, maka tingkat estrogen dan progesteron akan menurun secara drastis tapi kadar prolaktinnya tetap tinggi. Hasilnya adalah laktasi atau menyusui.
Menyusui atau laktasi didefinisikan sebagai periode produksi dan mengeluarkan (sekresi) air susu dari kelenjar susu untuk memberikan ASI pada anak. Waktu menyusui biasanya terjadi pasca melahirkan.
"Tapi dengan melakukan persiapan dan adanya kemauan yang kuat, maka menyusui tanpa kehamilan (induced lactation) atau menyusui bayi yang diadopsi bisa dilakukan," ujar Dr Roger W Harms, MD, seorang dokter obstetri dan ginekologi, seperi dikutip dari Mayo Clinic, Sabtu (1/1/2011).
Proses ini bisa dimulai dengan cara menstmulasi puting. Lalu seseorang memompa payudaranya dengan menggunakan pompa ASI setiap 3 jam yang dimulai sekitar 2 bulan sebelum seseorang mengharapkan bisa menyusui. Stimulasi ini mendorong produksi dan pelepasan hormon prolaktin.
"Kadang dokter juga meresepkan terapi hormon seperti estrogen dna progesteron untuk meniru efek dari kehamilan, terapi hormon ini akan dihentikan sesaat sebelum menyusui dimulai," ungkapnya.
Pada saat itu menyusui diperkirakan bisa merangsang dan mempertahankan produksi susu, sehingga dokter akan menyarankan untuk terus memompa. Umumnya tidak ada obat khusus yang ditujukan untuk menginduksi laktasi. Tapi terkadang diperlukan juga pemberian makanan tambahan yang diharapkan bisa meningkatkan keberhasilan induksi laktasi.
Selain menginduksi laktasi untuk bayi yang diadopsi, ada juga beberapa kasus yang menyebabkan seseorang bisa menyusui tanpa proses kehamilan terlebih dahulu dan umumnya tidak berbahaya.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar