Douglas Adams dahulu pernah bersabda; tidak semua pendapat itu sama bobotnya. Sebagian dari pendapat-pendapat ialah lebih matang, lebih maknyus, dan lebih logis apabila dibandingkan dengan pendapat lainnya.
Ternyata dalam dunia perblogan pun mirip-mirip seperti itu. Beberapa komentar memang bagus adanya, dan beberapa lainnya terkesan asal nyablak dan kurang bermutu. Tentunya dengan menggunakan standar yang dibikin sendiri.
Berikut adalh tipe komentator yang sangat menyebalkan :
10. Sang Pengembara
Tipe menyebalkan pertama adalah para Pengembara. Ini adalah jenis tukang komentar yang komentarnya arif dan menarik, tapi tidak punya blog. Jadi kadang mengesalkan—kalau ada suatu wacana yang menarik, yang bersangkutan hanya akan berkomentar satu-satu saja ke penjuru negeri, padahal kalau ditulis di blog sendiri bisa lebih bagus.
* Rhoma Irama
Cara mengatasi: Kalau Anda beruntung, bisa jadi Sang Pengembara hanya lupa membubuhkan alamat blognya supaya dapat diklik melalui username. Ini sering terjadi kalau opsi yang ada belum diutak-atik, jadi coba saja mengetikkan username yang ada sebagai nama domain. Kalau gagal ya berarti yang bersangkutan memang Pengembara sejati. Silakan dibujuk.
9. Sang Pelantur
Sang pelantur ini biasanya berkomentar yang tidak sesuai dengan isi wacana. Karena memang hanya melantur, bobotnya pun biasanya tidak bermutu, dan topiknya hanya sekaliber menagih utang pada empunya blog. Atau, misalnya, mengucapkan selamat ulang tahun. Sang Pelantur ini bisa jadi lebih berbahaya kalau ia berhasil merusak irama diskusi. Jadi kebawahnya semua ikut melantur.
* Rudy Choirudin
Cara mengatasi: Adapun menurut norma yang ada, menegur orang yang OOT biasanya tidak akan dianggap tidak sopan. Jadi, bentak saja, tapi ingat untuk menggunakan emoticon supaya tidak terkesan terlalu dingin.
8. Sang Promotor
Promotor ada bermacam-macam, namun ulahnya tetap sama; menyebar link-link yang tidak terlalu kita butuhkan melalui kolom komentar. Ada yang spam sejati, berisi puluhan link mentah yang tak dibubuhi komentar apapun yang relevan, namun ada pula pakai yang berbasa-basi dulu sebelum berpromosi (”Wah, artikel yang menarik! Kunjungi juga http://alamat-blog-jablay/”).
* Jefri Albuchori
Cara mengatasi: Hapus. Bisa dengan atau tanpa pemberitahuan. Kecuali kalau dia pakai basa-basi, yang tinggal dibalas sekenanya atau diabaikan saja.
7. Sang Toa
Beberapa komentar sengaja dikirim dengan berupa sepenuhnya huruf kapital, sehingga kesannya kalap, berapi-api, dan berbusa-busa. Kualitasnya jangan ditanya; sebab rasanya ada korelasi yang besar sekali antara netiquette sederhana seperti itu dengan kemampuan berdiskusi. Kebanyakan komentator model begini juga gemar menggunakan tanda seru lebih dari lima sekaligus, dan titik-titik yang sampai banyak sekali, to infinity and beyond.
Biasanya muncul di topik-topik yang sensitif saja; misalnya agama atau ST12.
*Mama Lauren
Cara mengatasi: Ini tergantung Anda juga. Bisa dihapus, bisa diabaikan, atau ditanggapi dengan sopan. Yang pasti jangan terlalu menyibukkan diri meladeni, sebab biasanya yang macam ini tidak akan membalas lagi, kecuali dia juga merupakan seorang Jin Penunggu (lihat di bawah).
6. Sang Remaja
sANg RemAja, TeRLepas dAri PerKara usIa, MenUlis Seperti layAkNYa seorang abeGeh. mEmBacAnya tEramATLaH sulit, DaN seteLAH SelesAi dibaCa dan mATa BerkUnanG-kunaNg, sErINgkAli isINYA tidak tErLalu woRTh it buAt dIbACa.
*Ahmad Dhani
Cara mengatasi: Siapkan minuman dingin favorit Anda dan bacalah pelan-pelan. Atau kalau niat, gunakan word processor atau sejenisnya untuk mengubahnya semua ke cara tulis yang lebih beradab.
5. Sang Dalang
Sang Dalang ini layaknya ventriloquist, mampu mengendalikan berbagai karakter sekaligus. Jadi kadang-kadang hal seperti ini terjadi; beberapa komentar yang ada di blog Anda ternyata tidak serupa tapi sama. Namanya beda, identitasnya sok beda, tapi juru ketiknya hanya satu orang saja. Maksudnya seringkali, tentu saja, tidak terlalu bagus. Misalnya untuk memanggil bala bantuan virtual kala kewalahan berdiskusi.
*Cinta Laura
Cara mengatasi: Terkadang para Dalang tidaklah terlalu computer-literate, jadi namanya saja yang beda, IP address-nya, bahkan e-mailnya, bisa saja sama persis. Jadi kalau ketahuan, sebenarnya mudah saja. Umumkan langsung di kolom komentar bahwa yang bersangkutan telah jadi tersangka sockpuppetting. Akan jadi PWNage yang murah meriah.
4. Sang Jin Penunggu
Sejumlah komentator ada yang betah nongkrong abadi di post-post tertentu. Komentator jenis ini secara sukarela mengambil alih tugas empu blog untuk membalas satu demi satu komentar yang masuk. Biasanya sih mereka memiliki pendapat yang bertolak belakang dengan post terkait, dan dengan bersemangat melakukan usaha debunking atas komentar-komentar pro-post yang terbit. Jadi kalau Anda suatu saat menemukan orang asing yang tidak setuju dengan apa yang Anda tulis, lalu “menguasai” kolom komentar, selamat, Anda telah dihantui oleh seorang Jin Penunggu.
Sayangnya kebanyakan Jin Penunggu komentarnya terlalu bloated, tidak tentu arah, dan terkesan nyampah saja.
*Habib Rizieq Shihab
Cara mengatasi: Ini saya tidak terlalu tahu. Susah sekali mengusirnya. Kalau Anda tulis sesuatu, pastinya dia akan membalas. Kalau tulisannya Anda hapus, dia bakal datang lagi mempertanyakan kebijakan tersebut. Cara terbaik mungkin hanya ladeni sampai bahan diskusinya semakin ringan dan mengarah ke “setuju untuk tidak setuju”, lalu abaikan.
3. Sang Killjoy
Tidak semua tulisan yang ada di blog adalah serius. Beberapa tidak terlalu serius, dan tidak terlalu enak untuk ditanggapi serius. Para Killjoy melanggar prinsip ini. Hobinya adalah mengubah percakapan ringan menjadi berat dan murung. Contohnya seperti ini; bayangkan ada post lucu-lucuan yang membahas seorang banci crossdresser yang betul-betul seksi dan bohay. Apabila di antara komentar-komentar nakal yang masuk ada sebutir yang mengaitkannya dengan kiamat (pakai ayat-ayat pula), berarti itulah Sang Killjoy. Kalau mereka sudah menyerang, sulit mengembalikan atmosfer post ke arah yang menyenangkan lagi.
*Baim Wong
Cara mengatasi: Saran saya sih bersikap tegas saja. Katakan, “Jangan terlalu serius!” Jangan malah diladeni, misalnya dengan menyatakan bahwa komentarnya adalah fallacy dan lalu menganalisisnya secara logis. Itu berarti ‘kan Anda membantu dia merusak kaldu.
2. Sang Vandal
Dulu saya punya sahabat yang pernah terlibat vandalisme. Modus operandinya sederhana; pagi-pagi buta selepas sahur, naik motor, ambil sebongkah bata, dan arahkan ke jendela terdekat. Hilarity ensues, dan pelakunya lenyap bersama angin malam (halah).
Vandal-vandal di blog juga mirip. Biasanya datang dengan kata-kata pedas, tapi tanpa argumentasi. Jadi terkadang setelah Anda menulis panjang-panjang untuk meyakinkan publik bahwa semangka itu jamaknya adalah bulat, Anda bakal menjumpai seorang Vandal yang berkomentar nyelekit; “Ngakunya cerdas, masa semangka dibilang bulat?” Sayangnya berargumen balik tidak mujarab, sebab Sang Vandal biasanya memang tidak berniat berdiskusi. Seringkali malah tidak kembali lagi.
Ah, tapi Vandal tidak mesti anonim, lho.
*Soetrisno Bachir
Cara mengatasi: Jari tengah.
1. Sang Medium
Anda tahu medium? Pasti Anda sudah pernah dengar. Menurut dunia klenik dan mistisisme, roh-roh halus kalau ingin berbicara kepada yang hidup mesti pakai perantara dulu. Jadilah dukun-dukun yang berkomat-kamit, lalu kesurupan secara sukarela.
Naah, di blog juga ada yang mirip. Kalau si dukun ingin menghubungkan dunia Anda dan dunia ’sana’, Medium pada blog ingin menghubungan blog Anda dengan blog ’sana’. Tapi dia tidak pakai link. Jadi itu artikel yang panjang-panjang dicopy-paste ke kolom komentar. Hasilnya adalah komentar yang panjang, bikin mengantuk, norak, amit-amit, tidak pernah dibaca, dan membuat desbor WP Anda tidak nyaman karena kepanjangan. Jadi, menurut saya pribadi, komentator macam inilah yang paling bajingan. Sebab ‘kan bisa pakai link—dan kalaupun takut tersaring penangkal spam, bisa memakai metode hxxp.
Saya cuma bisa berharap saja. Semoga kita selalu terhindar dari komentator yang terakhir ini. Amin.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar