Senyum Pura-pura Bikin Perempu an Tertekan AN Uyung Pramudiarja

Diposting oleh admin on Selasa, 08 Maret 2011

img


East Lansing, Michigan, Beberapa perusahaan mewajibkan karyawannya untuk tersenyum, terutama bagi yang berada di posisi front liner alias berhubungan langsung dengan klien atau pelanggan. Tujuannya tak lain untuk memberi kesan ramah dan bersahabat, sehingga klien dan pelanggan merasa nyaman.

Namun penelitian yang dilakukan Dr Brent Scott dari Michigan State University menunjukkan, senyum yang tidak berasal dari hati justru akan memicu rasa letih secara emosional. Akibatnya karyawan tersebut mudah mengalami gangguan mood atau suasana hati, lalu memutuskan untuk berhenti bekerja.

"Atasan selalu berpikir jika karyawan disuruh tersenyum maka kinerjanya akan meningkat. Padahal kenyataanya tidak selalu demikian," ungkap Dr Scott dalam laporan yang dimuat di Academy of Management Journal seperti dikutip dari Telegraph, Senin (7/3/2011).

Dalam jangka pendek, senyuman memang bisa memperbaiki suasana hati bagi yang merasa kurang bersemangat. Namun dalam jangka panjang, perasaan asli tidak akan bisa dibohongi dan emosi negatif yang dipedam terlalu lama bisa meledak sewaktu-waktu.

Tersenyum adalah cara manusia mengungkapkan kebahagiaan. Namun jika dipaksakan, efeknya justru memicu rasa tertekan bagi siapapun yang melakukannya. Dibandingkan pria, wanita cenderung lebih menderita ketika harus pura-pura tersenyum.

Dr Scott membandingkan senyum asli yang ia sebut dengan 'deep acting' dengan senyum palsu atau 'surface acting' di antara para karyawan dalam waktu 2 pekan. Hasilnya menunjukkan, karyawan yang melakukan senyum palsu cenderung lebih rentan depresi di kemudian hari.

Efek tersebut juga tampak lebih menonjol pada karwayan wanita dibandingkan pria. Dr Scott beralasan, wanita cenderung lebih perasa sehingga butuh ruang gerak yang lebih longgar untuk mengekspresikan beragam emosi yang dirasakannya sewaktu-waktu.

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar

Search