Ayah Bijak, Anak Gemilang!

Diposting oleh admin on Jumat, 04 Februari 2011

img
Jakarta, Peran Ayah sangatlah diperlukan untuk membantu anak memahami dirinya dan memastikan langkah yang tepat untuk meraih masa depan gemilangnya.

Mengurus dan mendidik anak bukan semata tanggung jawab ibu, tetapi juga harus dilakukan oleh ayah. Carey Casey, CEO dari National Center for Fathering, Jumat (4/2/2011) mengungkapkan bahwa kehilangan figur seorang ayah telah berdampak pada 27 persen remaja Amerika.

Dampak dari kehilangan figur ayah ini dapat membuat anak rentan terpapar pada kemiskinan, kehamilan tak diinginkan, kekerasan, hingga tekanan depresi mendalam. Ini karena remaja yang tumbuh tanpa kehadiran seorang ayah, akan minder dalam pergaulan, merasa terasing dari lingkungan sekitar, dan akhirnya, mencari jalan keluar lewat narkotika dan obat-obat terlarang demi 'menyembuhkan rasa kehilangan' itu.

Keberadaan ayah semakin krusial saat remaja mulai memasuki pintu gerbang masa depannya yang penuh tantangan, mulai dari kuliah, karir, kehidupan berkeluarga, hingga menghadapi masa tua kelak, tentunya butuh persiapan matang. Peran ayah sangat diperlukan anak untuk memahami dirinya dan memilih langkah yang tepat untuk masa depannya.

Luangkan Waktu Berdua dengan Anak

Komunikasi yang lancar biasanya dimulai dari sebuah kedekatan emosional. Karena itu, seorang ayah sebaiknya mulai sering mendekatkan diri kepada anaknya agar terjalin kedekatan emosi dan komunikasi antara keduanya.

Dekatkanlah diri dengan anak sebagai sahabat karib untuk melihat rute perjalanan hidupnya, baik di sekolah, maupun kegiatannya di luar rumah.

Hindari kebiasaan menguntit atau menginterogasinya, melainkan gunakan pendekatan kreatif dan ramah sehingga tak terkesan memata-matai. Jangan juga paksakan pendapat atau pola pikir ayah, apalagi jika ternyata bertentangan. Justru yang terpenting adalah memotivasi dan mendorong mereka untuk mencapai apa yang mereka inginkan.

Menurut Ken Canfield, psikolog dari Amerika, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang ayah mengenai masa depan anak-anaknya, yaitu:

1. Lihatlah mimpi dan keinginannya tentang karir di masa depan
Lihatlah apakah profesi impiannya akan dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membahagiakan hidupnya kelak. Selain itu, nilailah kompetensi dan minat dirinya terhadap suatu bidang. Kemudian, korelasikan dengan profesi-profesi yang ada di kehidupan nyata. Apakah karirnya kira-kira dapat maju dengan apa yang dimilikinya sekarang?

2. Hubungan percintaan bukan sekedar sampingan
Siapa bilang hubungan percintaan dan berkeluarga tak butuh persiapan sejak remaja? Perhatikan apa yang anak inginkan dari pasangannya di masa mendatang. Kalau mereka telah berpacaran, pantaulah komunikasi dan hubungan yang terjalin di antara mereka.

3. Sekolah dan kuliah merupakan modal dasar yang penting
Pendidikan dasar merupakan kunci pertama untuk anak memasuki dunia kerja. Cobalah lihat bagaimana kemajuannya di bidang akademik. Apakah nilai-nilainya sudah cukup untuk menunjang profesinya di masa depan. Juga, lihat apakah jurusan mereka cocok dengan minat mereka dan dapat membuat mereka mudah mendapat pekerjaan kelak.

Bila minat mereka tidak 'komersil', cobalah untuk mencari alternatif pekerjaan lain yang bisa memenuhi tuntutan hidupnya, sambil tetap menjalani idealismenya.

Jadilah Sumber Motivasi dan Bantuan Baginya

Setelah memantau rute perjalanan sang anak, kini saatnya ayah memberi teladan dan motivasi untuknya. Hal ini bukan sesuatu yang sulit, tetapi yang perlu diperhatikan adalah seberapa jauh ayah boleh memberinya motivasi dan bantuan? Kalau tidak hati-hati, motivasi ayah bisa terkesan berlebihan, 'memaksa', atau membuatnya tak tumbuh mandiri.

1. Biarkan anak memilih sendiri karirnya
Pekerjaan dan karir merupakan tanggung jawab anak itu sendiri. Bukan hal yang mendidik bila seorang ayah membantu anaknya mendapat pekerjaan dengan cara KKN, alias menghubungi kolega dekatnya sendiri. Seorang ayah dapat berbagi pengalaman kerjanya dan memberi acuan atau cara-cara praktis untuk meraih profesi impian. Sisanya, biarkan anak yang melakukannya sendiri.

2. Pernikahan yang realistis
Jika anak berniat untuk menikah di usia muda, berikanlah gambaran realistis mengenai pernikahan yang tak melulu terjebak dalam nuansa romantisme. Bantulah tanpa terkesan menggurui bila dia ingin memutuskan sesuatu. Tentunya ayah lebih berpengalaman dalam hal ini, bukan?

3. Jangan sampai dukungan finansial orangtua disalahartikan
Ayah perlu menilai seberapa jauh anak dapat bergantung pada dukungan keuangan darinya. Jangan sampai hal ini membuatnya tak tumbuh mandiri. Bila melihat anak semakin bergantung, berarti ayah harus mengubah pola dukungannya selama ini. Jangan serta merta menghentikan dukungan keuangan itu. Tetapi, carilah bentuk dukungan yang dapat menggugah kemandirian seorang anak.

Kesalahan Anak Cermin Refleksi Diri

Jika suatu saat, anak menjalani hidup yang tidak sesuai dengan harapan, misalnya menjadi pengangguran atau berkarir di jalur yang salah, cobalah untuk meminta maaf padanya. Biarkan anak meluapkan kemarahan dan kekecewaannya pada orangtuanya. Cara seperti ini akan menumbuhkan hubungan yang lebih kuat dan solid di antara anak dan orangtua.

Langkah Praktis Membangun Hubungan antara Ayah dan Anak:

  1. Katakan bila Anda menyayanginya, meski sudah lama tak mengatakannya.
  2. Ajak anak untuk makan siang atau makan malam bersama. Bila perlu, bantulah dia menyelesaikan pekerjaannya.
  3. Selalu sediakan waktu untuknya, meskipun Anda sedang sesibuk apa pun.
  4. Bukalah selalu jalur komunikasi dengannya. Telepon dia dengan teratur untuk menjaga hubungan tetap erat
  5. Jadilah sahabat dekatnya dan berikan solusi yang tak menggurui ketika dia sedang bermasalah
  6. Cari hal-hal kesukaan anak dan cobalah untuk menunjukkan ketertarikan Anda pada hal tersebut.

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar

Search