Percobaan Bunuh Diri Oleh Perempuan Banyak Tidak Berhasil

Diposting oleh admin on Jumat, 07 Januari 2011

img


Jakarta, Percobaan bunuh diri lebih banyak dilakukan oleh perempuan, tapi keberhasilan bunuh diri justru lebih tinggi pada laki-laki. Perempuan yang bunuh diri kebanyakan gagal.

"Percobaan bunuh diri pada perempuan 4 kali lebih tinggi dibandingkan laki-laki, tapi keberhasilan bunuh diri lebih tinggi terjadi pada laki-laki," ujar Dr.Suryo Dharmono, SpKJ (K) staff pengajar Bagian Psikiatri FKUI/RSCM, dalam acara Media Edukasi dengan tema 'Kalangan Profesional Rentan Depresi?' di Hotel Akmani, Jakarta, Kamis (6/1/2010).

Dr Suryo menuturkan hal ini karena laki-laki cenderung memilih metode bunuh diri yang agresif seperti loncat dari gedung, menusuk diri atau menembakkan kepala dengan pistol.

Sedangkan perempuan cenderung memilih cara bunuh diri yang lebih lembut atau soft, seperti minum pil tidur atau memutus urat nadi yang tingkat keberhasilannya lebih rendah.

Tingginya percobaan bunuh diri pada perempuan disebabkan oleh tingkat depresi yang 2 kali lipat lebih tinggi. Secara biologis perempuan rentan mengalami perubahan hormonal yang terjadi setiap siklus bulanannya, serta secara konstitusi sosialnya perempuan memiliki beban yang lebih banyak atau berada dalam kondisi yang penuh tekanan.

Saat ini bunuh diri terkesan menjadi tren. Hal ini karena banyaknya pemberitaan mengenai peristiwa seseorang yang bunuh diri, sehingga orang melihat bunuh diri itu sesuatu yang mudah. Padahal bunuh diri ini tidak gampang dan banyak faktor yang berpengaruh.

"Sebaiknya media tidak mengekspos peristiwa bunuh dirinya, tapi cari tahu kisah di balik kejadian bunuh diri ini. Dan sekarang tren bunuh diri sudah berubah, kalau dulu orang bunuh diri dengan Baygon, tapi sekarang dengan cara loncat dari gedung," ungkapnya.

Dr Suryo menambahkan kalau seseorang sudah mengungkapkan keinginan atau pikiran untuk bunuh diri, maka segeralah hubungi teman atau keluarganya untuk mengajaknya berbicara. Karena dorongan untuk bunuh diri akan berkurang jika seseorang mengungkapkannya atau dorongan bunuh diri dikenali.

Porsi yang paling besar dari pemicu bunuh diri adalah depresi dan kalangan yang rentan terkena depresi adalah remaja dan usia lanjut karena adanya konflik mengenai peran atau identitas diri.

Gejala yang menunjukkan seseorang mungkin mengalami depresi adalah jika suasananya murung, sering merasa sedih tanpa alasan yang jelas, mengeluh atau menghindar bertemu orang lain tanpa alasan yang jelas.

Jika depresinya ringan, maka hanya dibutuhkan konseling, tapi jika depresinya sedang atau berat biasanya memerlukan bantuan obat minimal selama 6 bulan.

"Dalam seumur hidup seseorang, ia memiliki kemungkinan mengalami depresi sebesar 10 persen. Tapi kesempatan ini bisa dielakkan dengan cara memiliki rutinitas yang jelas dalam hidupnya," ujarnya.

Jika depresi ringan yang dialami seseorang didiamkan, maka nantinya bisa mengganggu aktivitas seperti gangguan tidur, makan atau gangguan fisik berat. Dan pada orang yang memang memiliki riwayat depresi bisa memiliki kecenderungan menjadi depresi berat.

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar

Search