Seorang Perempuan Melahirkan Tanpa Hamil?

Diposting oleh admin on Minggu, 11 Juli 2010



BLITAR - Dalam epos Mahabarata, ada kisah Dewi Kunti yang melahirkan bayi laki-laki yang kemudian dinamai Adipati Karna, tanpa melalui proses kehamilan. Di Blitar, Jawa Timur, seorang Ibu muda bernama Suryati (37), pun mengalami hal yang sama.

Janda beranak dua yang sudah dua tahun ditinggal mati suaminya ini mengaku tidak pernah berbadan dua (hamil).

Sepintas memang tidak ada yang aneh dari perempuan warga Dusun/Desa Sukosewu, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar ini. Postur tubuhnya tergolong kurus. Berat badannya hanya 44 Kg. Tidak ada tanda fisik yang menunjukkan janda berkulit sawo matang itu usai menjalani proses persalinan.

Gerak-geriknya juga terlihat cekatan. Pagi itu, Yati, sapaan akrabnya, berdandan ala kadarnya. Dia kenakan kaos putih tanpa kerah dipadu celana pendek ukuran tiga perempat. Dia ikat rambut hitamnya yang biasanya terurai sebahu. Yati tidak pergi ke sawah seperti biasanya dia lakukan saat pemilik sawah membutuhkan tenaganya.

Sejak Jumat 7 Mei lalu, pekerjaannya sebagai buruh tani sengaja dia tinggalkan, lantaran banyak orang bertamu ke rumahnya. Mereka rata-rata penasaran ingin bertatap muka denganya. Ya. Suryati adalah wanita yang melahirkan tanpa mengalami proses kehamilan.

Yati tidak pernah mengandung, haidnya rutin setiap bulan. Apalagi, sudah hampir dua tahun ini, karena penyakit, suami yang dicintainya pergi untuk selama-lamanya. Sebagai janda, Yati hanya hidup bersama Suparmi (65) ibunya, dan dua anaknya, Noviliana (15) dan Priyo Pristiawan (12).

Hanya sekitar setengah jam Yati mengalami proses kontraksi pada perut, rahimnya mengeluarkan sesosok janin hidup. Bayi laki-laki dengan berat 2,9 Kg itu kini diberinya nama Mohammad Wahyu Cahyono.

'Saya sebenarnya tidak mau cerita soal proses kelahiran si Wahyu. Nanti saya dikira mengada-ada. Kalau tidak percaya silakan tanya tetangga saya,' tutur Yati kepada wartawan.

Sebentar dia limpahkan Wahyu yang tengah tertidur lelap di pelukanya ke dalam juluran tangan Noviliana. Yati mengawali kisah uniknya pada Jumat (7/5) pagi. Dia ingin menepis tudingan, bahwa yang terjadi pada dirinya sebatas bualan.

Bersama tetangganya yang lain, Yati mengaku pergi ke sawah pagi itu. Sehari sebelumnya, pemilik sawah memintanya untuk turut menjadi peserta rombongan (buruh tani) membersihkan gulma di sawah.Seorang Perempuan Melahirkan Tanpa Hamil?. 'Saat itu saya juga sempat bersendau gurau dengan tetangga yang lain. Tidak ada yang aneh pada perut saya,' terang dia.

Bahkan, seperti rombongan yang lain, Yati juga mengangkat gabah hasil panenan ke atas kendaraan yang sudah disiapkan. Tepat matahari berada di di atas ubun-ubun, rombongan termasuk Yati pulang ke rumah masing-masing.

'Dari sawah saya istirahat. Sebab sore saya harus ke musola membantu menata kue untuk pengajian rutin di lingkungan,' kenangnya.

Sampai pukul 17.00 WIB, janda yang tergolong masih berusia muda ini berada di Mushola. Rumah ibadah ini hanya berjarak 50 meter dari tempat tinggalnya. Bersama ibu-ibu tetangga yang lain, Yati membantu segala sesuatu keperluan pengajian. 'Karena sudah kelar, sekira pukul 17.00 WIB saya pulang,' paparnya.

Di rumah yang berlantai tanah, dengan sejumlah kursi tamu yang sudah pada jebol bagian busanya, dia melihat kedua anaknya Novi dan Priyo tengah asyik menonton televisi. Sementara Suparmi, ibunya, berada di belakang.

Sore itu Yati mengaku merasa kurang enak badan. Mungkin karena kelelahan terlalu bersemangat kerja sejak pagi hingga siang. 'Mungkin masuk angin, saya minta tolong ibu (Suparmi) untuk mengerik (kerokan). Setelah itu saya tidur di kamar,' paparnya. Sekira pukul 20.30 WIB, Yati merasakan ada yang aneh pada lambung kirinya.

Dia merasakan kram serta kontraksi hebat. Perutnya pun mengembang seperti usia kandungan 9 bulan. Rasa nyeri yang teramat sangat tersebut bahkan memaksanya harus berteriak kesakitan. 'Ibu dan kedua anak saya yang sedang menonton TV langsung berlari ke kamar,' terang Yati.

Karena Yati terus mengaduh, Suparmi pun memutuskan meminta pertolongan kepada tetangga sekitar. Betapa terkejutnya wanita tua itu. Saat kembali, dia melihat bayi merah dengan tali pusar yang masih melekat tergolek lemah di bawah kaki Yati. 'Tidak ada ketuban. Darah memang ada tapi hanya percikan kecil,' timpal Suparmi.

Malam itu juga bidan desa bernama Syamsiah (37) didatangkan. Sebagaimana menangani orang yang baru melahirkan, Yati pun diperlakukan sebagaimana perempuan usai menjalani persalinan.

Proses melahirkan tanpa hamil sebagian warga menganggap jika Suryati (37) warga Desa Sukosewu, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, berusaha menutupi aibnya. Sebagian warga yang tidak senang dengan keluarganya menganggap jika dirinya melahirkan di luar nikah.

'Saya tidak peduli akan pendapat itu. Tanya semua tetangga, warga dan lingkungannya selama ini, apakah saya hamil atau tidak. Dan selama ini saya memang tidak hamil,' kata Suryati tentang anggapan miring anak ketiganya yang diberi nama M.Wahyu Cahyono.

Suryati mengaku sejak melahirkan, dirinya selalu ditanya apakah memiliki hubungan khusus dengan pria lain sejak suaminya meninggal 7 Januari 2009 lalu. Ibu dua anak inipun mengaku tidak punya hubungan khusus atau kekasih.

'Banyak yang tanya saya punya pacar atau tidak. Ya saya jawab tidak punya, wong saya memang tidak punya. Apalagi sejak suami meninggal saya hanya mengurus dua anak saya,' tegasnsya.

Ibunda Novi Liana (15) dan Rio Prasetyawan (12) ini hanya fokus mengurus anak-anaknya yang sekolahnya menginjak SMP. Bahkan dirinya enggan menikah lagi, meski ada pria yang akan melamarnya.

Saat ditanya apakah dirinya akan merawat bayi yang dilahirkan tanpa suami, Suryati pun siap. 'Saya siap merawat sendirian, karena anak ini titipan,' tambahnya.

Bidan yang datang ke rumah setelah dijemput keluarga Suryati hanya memotong tali pusar tanpa ada darah seperti proses melahirkan pada umumnya.

Semengtara itu, menyikapi proses melahirkan Suryati (37) tanpa hamil, Sekretaris MUI Kabupaten Blitar Ahmad Su'udi mengaku jika dalam Islam hanya dua orang yang memiliki kelahiran istimewa. Mereka yang lahir tanpa proses pembuahan yakni Nabi Adam dan Nabi Isa.

Su'udi mengaku kemungkinan yang dialami Ny Suryati terjadi karena adanya proses sperma yang terlambat melakukan pembuahan. Dalam ajaran Islam juga diterangkan adanya sel sperma yang lambat, proses lambatnya pembuahan oleh seperma tersebut bisa berlangsung selama 2 tahun.

'Kemungkinan itu bisa terjadi karena lambatnya pembuahan oleh sel sperma, sebab dalam Islam ada keterangan mengenai itu,' tutur Su'udi.



SOURCE

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar

Search