Jembatan Kelok 9, Jembatan dengan Struktur Berkelok Pertama di Indonesia

Diposting oleh admin on Selasa, 13 Juli 2010


















Kelok 9 adalah jalan lintas tengah sumatra, yang menghubungkan provinsi Riau (pada foto menunjukkan jalan yang mengarah ke atas) dengan provinsi Sumatra Barat (jalan yang arah ke bawah). Kelok 9 terletak di kabupaten 50 kota, sekitar 25 kilometer dari kota Payakumbuh ke arah Pekanbaru (Riau). Dinamakan kelok 9, karena jalan ini yang bentuknya berkelok-kelok sebanyak 9 buah kelokan. Kelok 9 ini merupakan salah satu tempat peristirahatan favorit pemudik dari Riau menuju Sumbar terutama pengendara motor karena dapat melepas penat sejenak sambil menikmati pemandangan. Di sini juga ada warung-warung kecil yang menjajakan makanan. Nah, karena setiap lebaran jalan kelok 9 yang sempit ini selalu macet apalagi pemudik yang singgah turut menambah kemacetan, maka sejak 2003 diadakanlah megaproyek 5 tahunan pembangunan JEMBATAN KELOK 9. Namun mungkin karena kekurangan dana atau apa (TS ga tau ), jembatan tersebut belum selesai hingga sekarang. Ditargetkan akan selesai tahun 2011 (tahun depan gan!).

Rencana Semula :
Kamis, 17 januari 2008 (12:18 Wib)
PADANG - Selain berfungsi sebagai penghubung Sumatera Barat dengan Riau, jembatan Kelok Sembilan di Kabupaten
Limapuluh Kota, juga akan dibangun menjadi obyek tujuan wisata.
'Jembatan Kelok Sembilan selain sebagai sarana transportasi juga akan didesain menarik sehingga menjadi satu tujuan
wisata atau lokasi peristirahatan bagi pengguna jalan,' kata Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi di Padang, Kamis.
Kontrak pembangunan jembatan Kelok Sembilan yang berjangka waktu lima tahun itu sudah selesai ditandatangani
dengan nilai investasi Rp162,5 miliar. Kontraktor telah menandatangi kontrak pembangunan jembatan sepanjang 492
meter, lebar 13,5 meter serta jalan penghubung 700 meter.
Penandatangan kontrak tersebut bersamaan dengan dua proyek besar lainnya yakni Fly Over Duku berlokasi di Padang
Pariaman, dan pembangunan jalan Kiliranjao - Sungai Dareh - Junction (Koto Baru) berlokasi di Kabupaten
Dharmasraya dan Kabupaten Sawahlunto Sijunjung.
Jembatan di Kelok Sembilan itu terdiri dari enam jembatan dengan total panjang 963 kilometer, menghubungkan
Sumbar dengan perbatasan Riau dan dijadwalkan selesai pada 2009.
Kelok Sembilan Sumbar merupakan salah satu jalur padat lalu lintas kendaraan tiap harinya yang rawan kemacetan
terutama pada hari libur nasional dan hari besar lainnya seperti Lebaran dan Natal.
Kondisi jalan itu kini sangat sempit, macet dan terjal serta rawan terjadi kecelakaan.
Lokasi ini juga merupakan jalur ekonomi kedua daerah yakni Sumbar dan Riau, terutama bagi pedagang dari Riau untuk
membeli konveksi di Kota Bukittinggi dan Padang.
Berdasarkan hasil studi apabila jembatan ini dioperasikan maka akan dilalui 6.800 kendaraan tiap hari, sedangkan pada
hari libur bisa mencapai 11.350 kendaraan.


Karena kekurangan dana, pengerjaannya ditunda:
Jembatan Kelok 9 Selesai 2011
Jembatan Kelok 9 yang terletak di ruas jalan penghubung Lintas Tengah Sumatera dengan Pantai Timur Sumatera (Padang - Dumai) di KM 146 – KM 148 ditargetkan selesai 2011. Demikian disampaikan Direktur Jalan dan Jembatan Wilayah Barat Kementerian Pekerjaan Umum Hediyanto Husaini saat mendampingi Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI ke Bukittinggi, Propinsi Sumatera Barat (10/5).
Proyek Jembatan Kelok 9 panjangnya 2.537 meter terdiri dari Jembatan sepanjang 964 meter dan jalan penghubung 1.573 meter. Untuk merampungkan Jembatan Kelok 9 dibutuhkan total dana yang dibutuhkan Rp 256 miliar. Kekurangan dana Rp 126 miliar diupayakan disediakan pemerintah dari APBN 2010-2011.
“Kekurangan dana sekitar Rp 126 milyar dari kebutuhan total sebesar Rp 256 milyar, sebenarnya relatif bisa disediakan pemerintah dari alokasi APBN 2010-2011,” jelas Hediyanto.
Komisi V DPR RI minta agar proyek Jembatan Kelok 9 segera dituntaskan. Jembatan Kelok 9 memiliki peran penting sebagai jalur strategis Padang-Dumai dan Bukittinggi-Pekanbaru untuk arus barang dan jasa guna mengakomodasi pertumbuhan ekonomi. Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI ke Propinsi Sumatera Barat selama dua hari diikuti oleh 6 orang anggota yang diketuai oleh H. Mulyadi.
Menurut Hediyanto, Jembatan Kelok 9 merupakan jembatan yang unik karena dibangun di kawasan yang kompleks karena dibatasi dengan lahan yang sempit dalam Kawasan Taman Nasional. Hal tersebut menyebabkan jembatan tersebut harus didesain rawan gempa (Sesar Semangko). Selain itu, jembatan ini merupakan produk anak bangsa yang didanai dari APBN murni dan mengakomodir semua jenis beton dan tidak mengubah Jembatan Kelok 9 yang lama.
Dalam kesempatan yang sama, Epyardi Asda, anggota Komisi V DPR RI yang juga dari Panitia Anggaran DPR RI menuturkan, terkait kekurangan dana sebesar Rp 126 milyar, pihaknya sebagai anggota panitia anggaran sudah mengusulkan agar anggaran APBN-P 2010 bisa dialokasikan untuk Kelok 9. Namun, dari Rp 80 milyar yang diusulkan hanya Rp 40 milyar disetujui.
“Tambahan anggaran Kementerian PU pada APBN-P 2010 hanya Rp 450 milyar dari RP 6 trilyun yang diusulkan. Oleh karena itu, kawan-kawan dari Panitia Anggaran berjanji agar dalam APBN 2011 anggaran PU sekitar Rp 32 trilyun, bisa teralokasikan sisa dana Rp 40 milyar untuk Jembatan Kelok 9” ujar Epyardi Asda.
Sementara itu, Kepala Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang Permukiman Propinsi Sumatera Barat Dody Ruswandi mengungkapkan, hingga saat ini Proyek Jembatan Kelok 9 progressnya sudah 60% selesai. Untuk bangunan bawah sudah selesai semua. Sisanya 20% adalah bangunan atas yang belum selesai,
Dody menambahkan, moda angkutan transportasi yang paling tepat untuk jalur Bukittinggi-Pekanbaru adalah moda angkutan darat karena jarak yang relatif pendek kurang lebih 220 km. Saat ini, pertumbuhan lalu lintas angkutan darat dari Bukittinggi-pekanbaru sudah mencapai 6% per tahun dengan rata-rata 27.900 kendaraan per hari, dan tidak mungkin akan tersaingi dengan moda angkutan lain seperti moda angkutan udara.


VIDEONYA GAN:







SOURCE

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar

Search